Pemerintah terus melakukan pembenahan di berbagai sektor demi mewujudkan Kota Gunungsitoli yang Maju, Nyaman, dan Berdaya Saing. Salah satunya adalah di sektor infrastruktur jalan yang terletak di simpang meriam, Kampung Baru Kelurahan ilir, Kota Gunungsitoli.
Ruas jalan dengan lebar kurang lebih 6 meter yang selama ini dilalui oleh kendaraan dari dua arah yang berbeda, dirasa sudah tidak memadai lagi dari segi kenyamanan dan keselamatan bagi pengguna jalan. Menyikapi hal ini, Pemerintah telah melakukan koordinasi melalui musyawarah dengan tokoh-tokoh masyarakat dan warga setempat sehingga lahan yang sebelumnya terdapat perumahan penduduk dapat dibebaskan dengan penggantian harga lahan yang wajar. Lahan ini kemudian digunakan untuk membuka badan jalan yang baru sehingga jalur lalu lintas dari dua arah yang berbeda memiliki jalur lalu lintasnya masing-masing.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya di bidang sarana infrastruktur jalan. Dengan kondisi lalu lintas yang lebih aman dan kondusif, diharapkan produktivitas masyarakat dan pergerakan ekonomi dapat meningkat ke arah yang lebih baik.
Ruas jalan ini semakin diperindah dengan adanya ikon sejarah yang terletak di lokasi tersebut. Ikon sejarah tersebut adalah berupa meriam sebanyak 6 buah yang menjadi saksi sejarah perjuangan masyarakat di Kota Gunungsitoli pada masa lalu.
Sebagai bentuk perhatian dari Pemerintah, maka melalui perangkat daerah terkait, Walikota Gunungsitoli telah menginstruksikan untuk melakukan penataan terhadap ikon sejarah tersebut melalui proses pemugaran dengan memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan tersebut.
Tujuan pemugaran ini dalam rangka untuk melestarikan dan melindungi ikon sejarah Kota Gunungsitoli tersebut. Pemugaran dilakukan dengan membangun ulang tugu meriam tanpa merubah bentuk aslinya, dalam hal ini yang berbeda adalah fondasi fisik bangunan akan dibuat lebih tinggi untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan permukaan jalan akibat pemeliharan di masa-masa yang akan datang. Sedangkan bentuk bangunan, jumlah meriam, maupun letak dari masing-masing meriam tersebut akan tetap sama. Hal ini dimaksudkan agar tidak merubah maupun mengurangi nilai sejarah yang terkandung dalam tugu meriam tersebut.
Tokoh masyarakat setempat, Bapak Abdul Hadi, SH melalui wawancara dengan Humas Pemerintah Kota Gunungsitoli, menyampaikan dukungannya terhadap rencana Pemerintah Kota Gunungsitoli mengenai pemugaran terhadap tugu meriam tersebut.
“Kita mengucapkan terima kasih atas perhatian Pemerintah Kota Gunungsitoli dalam hal pemugaran tugu meriam ini. Tetapi kita berharap, pemugaran ini tidak berubah dari bentuk sebelumnya. Karena letak-letak meriam tersebut memiliki makna dan nilai sejarahnya tersendiri. Hal ini telah melalui kajian dan pertimbangan dari tetua-tetua terdahulu” ujar beliau.
Terkait program-program pemerintah, beliau berharap agar masyarakat lebih dilibatkan baik melalui sosialisasi sehingga masyarakat pun tidak bertanya-tanya sekaligus menghindari timbulnya polemik.
Menanggapi hal ini, pihak dari Dinas PUPR Kota Gunungsitoli pun menyatakan bahwa pemugaran ini semata-mata untuk melestarikan ikon sejarah tersebut. “Desain lama dan desain baru dari tugu meriam ini tidak ada bedanya. Yang berubah hanyalah ketinggiannya” ucap Bapak Bangun selaku PPK pada kegiatan ini. Menurut beliau, kondisi fisik bangunan sebelumnya, sudah cukup memprihatinkan dimana terdapat retak-retak sehingga dikhawatirkan dapat roboh dan juga dari sisi estetika terlihat kurang indah.
“Kita memugar untuk memperindah dan juga mempertahankan agar tugu ini tetap dapat berdiri dengan kokoh” pungkas nya.
Kegiatan pemugaran diharapkan dapat selesai pada akhir tahun ini dan menjadi salah satu ikon sejarah unggulan di Kota Gunungsitoli.