(Gunungsitoli,07/12/2020), Walikota Gunungsitoli Ir. Lakhomizaro Zebua sehari setelah Serah Terima Jabatan dari Pjs. Walikota Gunungsitoli, meresmikan Tugu Salib di Kota Gunungsitoli bertempat di Halaman Kantor Sinode BNKP, Jalan Ir. Soekarno Nomor 22 Kelurahan Pasar Kota Gunungsitoli, Minggu 06 Desember 2020.
Sebelum pelaksanaan acara, Ir. Lakhomizaro Zebua bersama keluarga didampingi para Kepala Organisasi Perangkat Daerah mengikuti Ibadah Minggu Ketiga di Gereja BNKP Jemaat Kota Gunungsitoli. Selepas kebaktian, rombongan menuju Kantor Sinode BNKP untuk mengikuti acara dimaksud.
Acara diawali nyanyi dan doa yang dibawakan oleh Ephorus GNKPI Pdt. Tolonihaogo Ndruru, S.Th disusul laporan Sekretaris Daerah Kota Gunungsitoli Ir. Agustinus Zega yang menyampaikan bahwa, Pembangunan Tugu Salib di Kota Gunungsitoli merupakan perwujudan identitas kepercayaan masyarakat Kota Gunungsitoli yang mayoritas beragama Kristen.
- Konsep Batu melambangkan Batu karang yang merupakan dasar keimanan kita (berdiri diatas batu karang yang teguh);
- Konsep Kayu melambangkan pohon Ara yang merupakan lambang umum umat Israel, bisa bermakna pemimpin agama, pohon kehidupan, pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat;
- Mahkota melambangkan Kemuliaan;
- Salib Tiga Arah melambangkan Anugerah dan Karya Keselamatan dari Allah dalam perwujudan Trinitas.
Ir. Agustinus Zega menambahkan, maksud dan tujuan pembangunan Tugu Salib ini adalah:
- Terpenuhinya kebutuhan Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Terbuka Publik di Kota Gunungsitoli;
- Tersedianya Landmark sebagai penambah kekhasan dan nilai estetika Kota Gunungsitoli;
- Semakin luasnya daerah yang tertata;
- Terpenuhinya kebutuhan spiritual masyarakat Kota Gunungsitoli pada umumnya.
Walikota Gunungsitoli Ir. Lakhomizaro Zebua dalam sambutannya menyampaikan bahwa, merupakan sukacita dan kebahagiaan bagi kita semua sehingga Tugu Salib ini dapat diresmikan di penghujung Tahun 2020 ini. Hal ini tidak lepas dari dukungan para tokoh agama dan semua elemen masyarakat di Kota Gunungsitoli.
Walikota Gunungsitoli juga menjelaskan bahwa pembangunan Tugu Salib ini masih akan dilanjutkan sesuai master plan sebelumnya yang direncanakan akan menggunakan jalur 2 (dua) arah atau berbentuk bundaran. Harapannya dengan adanya Tugu Salib ini, tentu akan menambah daya tarik masyarakat luas untuk datang berkunjung ke Kota Gunungsitoli.
”Saya menitipkan pesan untuk kita semua bahwa Tugu Salib ini bukan milik kelompok tertentu, bukan milik satu organisasi Agama (saja), melainkan milik kita bersama (masyarakat Kota Gunungsitoli), sehingga menjadi tanggungjawab kita bersama untuk menjaga dan memelihara Tugu ini yang merupakan icon baru di Kota Gunungsitoli yang kita cintai,” tegas Walikota Gunungsitoli, mengakhiri.
Ephorus BNKP Pdt. DR. Tuhoni Telaumbanua, M.Si dalam sambutannya mewakili Pimpinan Gereja se-Kota Gunungsitoli, menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya pada Pemerintah Kota Gunungsitoli yang terus berupaya meningkatkan penataan Kota Gunungsitoli secara umum dan khususnya Pembangunan Tugu Salib yang diresmikan saat ini.
Rangkaian acara berlangsung dengan tetap mematuhi protokol kesehatan diselingi prosesi seremonial penanda-tanganan prasasti oleh Walikota Gunungsitoli Ir. Lakhomizaro Zebua bersama Ephorus BNKP Pdt. DR. Tuhoni Telaumbanua, M.Si dilanjutkan dengan penekanan tombol sirene oleh unsur Forkopimda se-Kota Gunungsitoli dan yang mewakili Pimpinan Gereja se-Kota Gunungsitoli sebagai simbol peresmian dengan penyalaan air mancur & hiasan lampu perdana di Tugu Salib.
Turut hadir Wakil Walikota Gunungsitoli, Dandim 0213/Nias, Kepala Kejaksaan Negeri Gunungsitoli (Mewakili), Pengadilan Negeri Gunungsitoli (Mewakili), Kapolres Nias (Mewakili), para Pimpinan Gereja se-Kota Gunungsitoli, Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteran Rakyat, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah lingkup Kota Gunungsitoli, dan hadirin lainnya.
(Press Release No. 204/PR-Diskominfo/2020 Tanggal 07 Desember 2020).
Menarik maksud pembangunan tugu nomor 1: Terpenuhinya kebutuhan Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Terbuka Publik di Kota Gunungsitoli. Ini ironis, karena pohon-pohon besar yang ada di sekitar itu dulu ditebang demi pembangunan tugu. Bukan terbuka hijau tetapi terbuka gersang.