Tugu Peringatan Gempa dan Tugu Durian yang telah dibangun di pusat Kota Gunungsitoli diresmikan secara langsung oleh Menteri Hukum dan Ham Republik Indonesia, Bapak Yasonna Laoli. Beliau bersama dengan Menteri ESDM RI, Ignasius Jonan tiba di Bandara Binaka Kota Gunungsitoli sekitar Pk. 10.00 WIB disambut oleh Walikota Gunungsitoli, Ir. Lakhomizaro, Bupati Nias Utara, Ingati Nazara dan seluruh jajaran Pemerintah Daerah dan Forkopimda di Kepulauan Nias.
Setelah beramah tamah di ruang VIP Bandara Binaka, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kecamatan Sitolu Ori, Kabupaten Nias Utara untuk agenda Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia yang dihadiri oleh Menteri Ignasius Jonan.
Menteri Hukum dan Ham RI bersama dengan Walikota Gunungsitoli kemudian menuju lokasi Tugu Peringatan Gempa untuk melaksanakan peresmian tugu tersebut. Tugu Gempa dibangun untuk mengenang kejadian gempa dahsyat 8,3 SR yang melanda kepulauan Nias pada tanggal 28 Maret 2005 silam. Tugu ini menjadi sarana pengingat bagi masyarakat Nias agar senantiasa menyadari bahwa Pulau Nias adalah daerah rawan gempa dan hendaknya selalu menjaga kewaspadaan dan meningkatkan kepekaan terhadap mitigasi bencana. Selain itu, Tugu ini juga memberikan makna tentang kebangkitan masyarakat Nias dalam pembangunan pasca bencana tersebut dan semangat untuk terus maju dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Pada acara peresmian tugu gempa tersebut, Menteri Hukum dan HAM RI mengajak para hadirin untuk sejenak mengheningkan cipta mengingat dan mendoakan arwah para sanak keluarga dan saudara-saudara yang telah menjadi korban pada saat bencana terjadi dan kemudian meletakkan sebuah karangan Bunga berwarna putih di depan tugu tersebut.
Nama-nama yang menjadi korban pada saat gempa itu sendiri terpatri pada prasasti yang melekat pada dinding tugu yang mana pada puncaknya terdapat sebentuk bongkahan besi dan beton yang merupakan sisa dari bangunan-bangunan yang runtuh pada saat gempa dan menjadi saksi bisu betapa dahsyatnya bencana tersebut.
Tugu itu sendiri berdiri di dalam kolam dengan air mancur yang secara simbolis diaktifkan melalui sebuah tombol secara bersama-sama oleh para tokoh yang hadir. Air mancur ini sendiri akan menghadirkan konfigurasi air yang menari-nari dengan sangat menarik, terutama ketika lampu sorot dihidupkan dan menerangi sekitaran tugu tersebut dikala malam hari.
Setelah meninjau area lokasi tugu gempa, rombongan kemudian menuju area Taman Ya’ahowu untuk melaksanakan peresmian Tugu Durian yang juga menjadi sebuah ikon kebanggaan masyarakat Kota Gunungsitoli. Walikota Gunungsitoli dalam sambutannya menyampaikan rasa syukurnya, bahwa pembangunan tugu ini akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. Walaupun sebelumnya mendapat masukan dan kritik dari masyarakat, namun Pemerintah Kota Gunungsitoli membuktikan bahwa untuk kebaikan bersama, untuk hal-hal yang bersifat positif demi kemajuan Kota Gunungsitoli, maka Pemerintah akan mengakomodir segala bentuk peran dan partisipasi masyarakat.
Pak Walikota juga menyampaikan bahwa dengan berdirinya tugu durian ini menjadi bukti keseriusan Pemerintah Kota Gunungsitoli untuk memajukan pembangunan di sektor kepariwisataan. Beliau mengatakan bahwa durian akan menjadi bagian dari promosi pariwisata Kota Gunungsitoli dengan melaksanakan event rutin Festival Durian tiap tahun. Hal ini diharapkan akan menarik minat wisatawan untuk mau datang berkunjung ke Kota Gunungsitoli karena semakin banyak opsi tujuan wisata yang menarik yang dapat ditawarkan di Kota Gunungsitoli ini.
Selain itu, revitalisasi pohon-pohon durian yang selama ini sempat dijadikan sebagai bahan baku kayu untuk bangunan pasca gempa pada tahun 2005 akan menjadi perhatian serius pemerintah. Hal ini senada dengan arahan dari Pak Yasonna Laoli yang mengatakan bahwa durian adalah keunikan tersendiri yang menjadi berkah bagi masyarakat Nias. Jika dibandingkan dengan durian varietas unggul lain seperti Musang King yang sudah lebih dahulu terkenal, maka soal kualitas rasa, durian Nias tidak jauh berbeda. Hal ini adalah sebuah peluang, bagaimana Pemerintah Kota Gunungsitoli dapat mengembangkan budi daya durian yang sebelumnya tumbuh dengan sendirinya di hutan-hutan Nias dapat dibudidayakan untuk menghasilkan varietas bibit yang lebih unggul dari yang selama ini sudah ada.
Selain itu, terkait dengan berdirinya tugu durian, Menteri Hukum dan HAM mengapresiasi Pemerintah Kota Gunungsitoli yang dapat dikatakan sebagai pelopor di Kepulauan Nias untuk memulai pembangunan tugu-tugu yang dapat menjadi ikon dari sebuah kota. Ikon –ikon ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun image sebuah kota untuk dapat memperkenalkan diri dan potensinya kepada masyarakat luas dalam hal ini untuk menarik wisatawan datang berkunjung ke Kota Gunungsitoli. Beliau berharap agar Kota Gunungsitoli dan kabupaten lainnya di Kepulauan Nias agar terus berbenah dan menciptakan agenda rutin tahunan terkait pariwisata. Hal ini semata-mata agar pariwisata di Kepulauan Nias dapat maju dan tumbuh serta memberikan dampak yang siginifikan bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Pada kesempatan ini, disaksikan oleh para tamu undangan, Menteri Hukum dan HAM RI bersama dengan Walikota Gunungsitoli, menandatangani Prasasti Peresmian Tugu Peringatan Gempa dan Tugu Durian. Acara kemudian dilanjutkan dengan makan durian bersama sebagai bentuk rasa syukur dan sebuah penegasan bahwa durian Nias memang memiliki kualitas rasa yang enak dan tidak kalah saing dengan durian dari daerah lainnya.
Kegiatan ini disambut dengan sangat antusias oleh para hadirin dan undangan serta masyarakat yang turut hadir dan bergembira atas diresmikannya kedua tugu ini yang telah menjadi ikon kebanggaan bersama masyarakat Kota Gunungsitoli yang Maju, Nyaman, dan Berdaya saing.